Siapa
tidak kenal Henry Kissinger. Meskipun tidak menduduki jabatan resmi di Gedung
Putih Washington tapi politikus gaek berdarah Jerman ini dianggap bapak pembina
politik. Mengingat peranannya sebagai koordinator Grup elite Bilderberg, di
mana persoalan dunia diputuskan di sana oleh sekitar 200 tokoh penting dunia.
Henry
Kissinger adalah pendukung utama Israel dan peretas teori politik Amerika di
masanya. Namun belakangan dia mengejutkan jagat perpolitikan Israel. Ia
menegaskan bahwa setelah 10 tahun, “negara Israel” tidak akan ada lagi. Ini
sebuah perubahan signifikan dalam pemikiran laki-laki yang satu ini. Padahal
sebelum ini, ia telah me-“nazar”-kan keseluruhan hidupnya untuk menjaga eksistensi
Israel dari kehancuran.
Meski statemen Kissinger yang dimuat oleh New York Post ini menjatuhkan elit-elit politik Tel Aviv, meski mereka menampik itu keluar dari mantan penasehat keamanan nasional dan mantan Menlu Amerika ini, namun editor koran Amerika ini, Cindy Adams menegaskan bahwa statemen yang dimuat itu sudah akurat dan valid. Ia mengatakan, Kissinger menegaskannya dengan kata-kata “In 10 years, there will be no more Israeal”.
Meski statemen Kissinger yang dimuat oleh New York Post ini menjatuhkan elit-elit politik Tel Aviv, meski mereka menampik itu keluar dari mantan penasehat keamanan nasional dan mantan Menlu Amerika ini, namun editor koran Amerika ini, Cindy Adams menegaskan bahwa statemen yang dimuat itu sudah akurat dan valid. Ia mengatakan, Kissinger menegaskannya dengan kata-kata “In 10 years, there will be no more Israeal”.
Maka
statemen ini memiliki muatan yang sama dengan apa yang diungkapkan oleh banyak
lembaga-lembaga studi strategis dan tokoh politik internasional yang memiliki
pengalaman dan kapasitas untuk berbicara tentang Israel. Inti dari muatan itu
adalah “kehancuran Israel sudah diambang pintu” dengan latar belakang sejumlah
kekalahan dan kegagalan yang dialami negara penjajah Palestina itu selama dua
dekade terakhir. Selain itu, faktor lain adalah berbagai perpecahan yang mulai
dialami entitas penjajah dan negara buatan ini dalam beberapa waktu mendatang.
Yang
membuat statemen Kissinger menjadi riil, hakiki dan tidak terelakkan adalah
situasi kebingungan yang menyelimuti elit-elit Israel yang belakangan mulai
menampakkan kerapuhan mereka yang jelas dalam bentuk tindakan dan prilaku.
Inilah yang mendorong presiden Amerika Barack Obama meremehkan PM Likud
Benjamen Netanyahu dan menunda jadwal pertemuan di sela-sela agenda Majlis Umum
PBB pada Selasa lalu (25/9) di New York.
Buldoser
Israel yang terus menggerogoti area Masjid Al-Aqsha (pip)
Meski prediksi Kissinger soal habisnya usia Israel dalam waktu yang tidak lama adalah kesimpulan yang konclusi, baik diakui oleh penentu kebijakan di Washington atau Eropa atau tidak diakui, namun statemen tokoh-tokoh penting Israel di Palestina dan Al-Quds, sekeleas mantan kepala Mossad, Meir Daghan dan lainnya membuktikan bahwa kehancuran Israel tinggal menghitung mundur saja.
Meski prediksi Kissinger soal habisnya usia Israel dalam waktu yang tidak lama adalah kesimpulan yang konclusi, baik diakui oleh penentu kebijakan di Washington atau Eropa atau tidak diakui, namun statemen tokoh-tokoh penting Israel di Palestina dan Al-Quds, sekeleas mantan kepala Mossad, Meir Daghan dan lainnya membuktikan bahwa kehancuran Israel tinggal menghitung mundur saja.
Dalam
wawancara dengan harian Jerusalem Post Israel edisi April lalu, Meir Daghan
menegaskan, “Saya yakin bahwa negara kami sudah sampai pada titik dimana
pemerintah Israel tidak mampu lagi mengatur negara. Kami sudah berada di bibir
jurang. Saya tidak mau berlebihan. Ini adalah tragedi. Namun kami sedang
menghadapi spekulasi buruk di masa mendatang.”
Bahkan
ketika mengomentari kemungkinan serangan Israel ke Iran, Meir Daghan menegaskan
dalam wawancaranya dengan forum sosial CBS Amerika edisi 11 Maret 2012 bahwa
reaksi Iran atas serangan Israel pasti akan menghancurkan.
Tema
masa depan Israel menjadi materi menarik bagi spesialis, pemikir dan pengamat
setelah kemenangan kelompok perlawanan Hezbollah menghadapi perang Israel pada
Juli 2006 dan ketegaran pejuang Palestina di Gaza menghadapi blokade dan agresi
Israel akhir tahun 2008. Dua peristiwa itu membuktikan kepalsuan mitos Israel
sebagai “tentara tak terkalahkan” dan rapuhnya sistem keamanan Israel. Tak
heran bila sejumlah pakar strategi dan militer di Timur dan Barat menegaskan
bahwa Israel akan musnah jika menyerang Iran.
Kita
sepakat dengan Henry Kissinger soal kepastian hancur dan habisnya Israel. Namun
kita berbeda dengan “jangka waktunya”. Sebab kita yakin Israel yang menerapkan
politik kekerasan sejak proyek ilegal dan inkonstitusionalnya didirikan tahun
1948 pasti akan hancur dalam waktu dekat. Sebab dunia semakin mengisolasi
Israel dan di sisi lain, perlawanan semakin keras dari pejuang-pejuangan
kebangkitan Islam untuk mendekatkan pembebasan Palestina dan Al-Quds dari
penodaan Israel.
Apa
yang dibangun di atas kebatilan pasti batil dan nasibnya pasti akan hilang.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar