FULL VERSION GAMES

Kamis, 04 Oktober 2012

Kissinger Prediksi Israel Lenyap 10 Tahun Lagi


Siapa tidak kenal Henry Kissinger. Meskipun tidak menduduki jabatan resmi di Gedung Putih Washington tapi politikus gaek berdarah Jerman ini dianggap bapak pembina politik. Mengingat peranannya sebagai koordinator Grup elite Bilderberg, di mana persoalan dunia diputuskan di sana oleh sekitar 200 tokoh penting dunia.

Henry Kissinger adalah pendukung utama Israel dan peretas teori politik Amerika di masanya. Namun belakangan dia mengejutkan jagat perpolitikan Israel. Ia menegaskan bahwa setelah 10 tahun, “negara Israel” tidak akan ada lagi. Ini sebuah perubahan signifikan dalam pemikiran laki-laki yang satu ini. Padahal sebelum ini, ia telah me-“nazar”-kan keseluruhan hidupnya untuk menjaga eksistensi Israel dari kehancuran.

Meski statemen Kissinger yang dimuat oleh New York Post ini menjatuhkan elit-elit politik Tel Aviv, meski mereka menampik itu keluar dari mantan penasehat keamanan nasional dan mantan Menlu Amerika ini, namun editor koran Amerika ini, Cindy Adams menegaskan bahwa statemen yang dimuat itu sudah akurat dan valid. Ia mengatakan, Kissinger menegaskannya dengan kata-kata “In 10 years, there will be no more Israeal”.

Maka statemen ini memiliki muatan yang sama dengan apa yang diungkapkan oleh banyak lembaga-lembaga studi strategis dan tokoh politik internasional yang memiliki pengalaman dan kapasitas untuk berbicara tentang Israel. Inti dari muatan itu adalah “kehancuran Israel sudah diambang pintu” dengan latar belakang sejumlah kekalahan dan kegagalan yang dialami negara penjajah Palestina itu selama dua dekade terakhir. Selain itu, faktor lain adalah berbagai perpecahan yang mulai dialami entitas penjajah dan negara buatan ini dalam beberapa waktu mendatang.

Yang membuat statemen Kissinger menjadi riil, hakiki dan tidak terelakkan adalah situasi kebingungan yang menyelimuti elit-elit Israel yang belakangan mulai menampakkan kerapuhan mereka yang jelas dalam bentuk tindakan dan prilaku. Inilah yang mendorong presiden Amerika Barack Obama meremehkan PM Likud Benjamen Netanyahu dan menunda jadwal pertemuan di sela-sela agenda Majlis Umum PBB pada Selasa lalu (25/9) di New York.

Buldoser Israel yang terus menggerogoti area Masjid Al-Aqsha (pip)
Meski prediksi Kissinger soal habisnya usia Israel dalam waktu yang tidak lama adalah kesimpulan yang konclusi, baik diakui oleh penentu kebijakan di Washington atau Eropa atau tidak diakui, namun statemen tokoh-tokoh penting Israel di Palestina dan Al-Quds, sekeleas mantan kepala Mossad, Meir Daghan dan lainnya membuktikan bahwa kehancuran Israel tinggal menghitung mundur saja.

Dalam wawancara dengan harian Jerusalem Post Israel edisi April lalu, Meir Daghan menegaskan, “Saya yakin bahwa negara kami sudah sampai pada titik dimana pemerintah Israel tidak mampu lagi mengatur negara. Kami sudah berada di bibir jurang. Saya tidak mau berlebihan. Ini adalah tragedi. Namun kami sedang menghadapi spekulasi buruk di masa mendatang.”

Bahkan ketika mengomentari kemungkinan serangan Israel ke Iran, Meir Daghan menegaskan dalam wawancaranya dengan forum sosial CBS Amerika edisi 11 Maret 2012 bahwa reaksi Iran atas serangan Israel pasti akan menghancurkan.

Tema masa depan Israel menjadi materi menarik bagi spesialis, pemikir dan pengamat setelah kemenangan kelompok perlawanan Hezbollah menghadapi perang Israel pada Juli 2006 dan ketegaran pejuang Palestina di Gaza menghadapi blokade dan agresi Israel akhir tahun 2008. Dua peristiwa itu membuktikan kepalsuan mitos Israel sebagai “tentara tak terkalahkan” dan rapuhnya sistem keamanan Israel. Tak heran bila sejumlah pakar strategi dan militer di Timur dan Barat menegaskan bahwa Israel akan musnah jika menyerang Iran.

Kita sepakat dengan Henry Kissinger soal kepastian hancur dan habisnya Israel. Namun kita berbeda dengan “jangka waktunya”. Sebab kita yakin Israel yang menerapkan politik kekerasan sejak proyek ilegal dan inkonstitusionalnya didirikan tahun 1948 pasti akan hancur dalam waktu dekat. Sebab dunia semakin mengisolasi Israel dan di sisi lain, perlawanan semakin keras dari pejuang-pejuangan kebangkitan Islam untuk mendekatkan pembebasan Palestina dan Al-Quds dari penodaan Israel.

Apa yang dibangun di atas kebatilan pasti batil dan nasibnya pasti akan hilang.

sumber

0 komentar:

Posting Komentar