Zaman
sekarang berbagai masalah makin kompleks. Entah itu komplikasi dari masalah
keluarga yang tak kunjung selesai, masalah hutang yang belum terbayar, bingung
karena ditinggal pergi oleh sang kekasih, ataupun masalah-masalah lain. Semuanya
bisa membuat jiwa seseorang jadi kosong, lemah atau merana.
“Galau!!”
merupakan sebuah kata-kata yang sedang naik daun, di mana kata-kata itu
menandakan seseorang tengah dilanda rasa kegelisahan, kecemasan, serta
kesedihan pada jiwanya. Tak hanya laku di facebook atau twitter saja, bahkan di
media televisi pun orang-orang seakan-akan dicekoki dengan kata-kata “galau”
tersebut.
Pada
dasarnya, manusia adalah sesosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan.
Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau
tidak siap dalam menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang
dan perkara tersebut sudahlah menjadi fitrah bagi setiap insan.
Jangankan
kita manusia biasa, bahkan Rasulullah pun pernah mengalami keadaan keadaan
galau pada tahun ke-10 masa kenabiannya...
Jangankan
kita sebagai manusia biasa, bahkan Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi
wasallam pun pernah mengalami keadaan tersebut pada tahun ke-10 masa
kenabiannya. Pada masa yang masyhur dengan ‘amul huzni (tahun duka cita) itu,
beliau ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul
dengan wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah bintu Khuwailid.
Sahabat
Abu Bakar, ketika sedang perjalanan hijrah bersama Rasulullah pun di saat
berada di dalam gua Tsur merasa sangat cemas dan khawatir dari kejaran kaum
Musyrikin dalam perburuan mereka terhadap Rasulullah. Hingga turunlah surat
At-Taubah ayat 40 yang menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan
kesedihan yang berada pada jiwa dan pikiran mereka.
Jangan
Galau, Innallaha Ma’ana!
Allah
Ta’ala berfirman, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami”
(QS. At Taubah: 40)
Ayat
di atas mungkin dapat menjadikan kita agar lebih merenungi lagi terhadap setiap
masalah apapun yang kita hadapi. Dalam setiap persoalan yang tak kunjung
terselesaikan, maka hadapkanlah semua itu kepada Allah Ta’ala. Tak ada satupun
manusia yang tak luput dari rasa sedih, tinggal bagaimana kita menghadapi kesedihan
dan kegalauan tersebut.
Allah
telah memberikan solusi kepada manusia untuk mengatasi rasa galau yang sedang
menghampiri jiwa...
Adakalanya,
seseorang berada pada saat-saat yang menyenangkan, tetapi, ada pula kita akan
berada pada posisi yang tidak kita harapkan. Semua itu sudah menjdai takdir
yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk makhluk-makhluk Nya.
Tetapi,
Allah Ta’ala juga telah memberikan solusi-solusi kepada manusia tentang
bagaimana cara mengatasi rasa galau atau rasa sedih yang sedang menghampiri
jiwa. Karena dengan stabilnya jiwa, tentu setiap orang akan mampu bergerak
dalam perkara-perkara positif, sehingga dapat membuat langkah-langkahnya
menjadi lebih bermanfaat, terutama bagi dirinya lalu untuk orang lain.
Berikut
ini adalah kunci dalam mengatasi rasa galau;
1.
Sabar
Hal
pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada
henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan
kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang
mendatanginya.
Allah
Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs.
Al-Baqarah 153).
Selain
menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat
beratnya beban yang dihadapi.
2. Adukanlah
semua itu kepada Allah
Ketika
seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari
sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah
menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam
ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:
“Hanya
kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan”
(QS. Al Fatihah 5).
Ketika
keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka akan meringankan beban
berat yang kita derita...
Mengingat
bahwa manusia adalah makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika
keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan
beban berat yang selama ini kita derita.
Rasulullah
shalallahi alaihi wasallam ketika menghadapi berbagai persoalan pun, maka hal
yang akan beliau lakukan adalah mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala.
Karena hanya Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.
3.
Positive thinking
Positive
thinking atau berpikir positif, perkara tersebut sangatlah membantu manusia
dalam mengatasi rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir
positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada pada dalam diri
menjadi terobati karena adanya sikap bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang
dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh
Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya;
“Karena
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).
4.
Dzikrullah (Mengingat Allah)
Orang
yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang dikerjakan.
Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam jiwanya.
Karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan
menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa
perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi
siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketenteraman-ketenteraman
yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya.
Bersabar,
berpikir positif, ingat Allah dan mengadukan semua persoalan kepada-Nya adalah
solusi segala persoalan...
Sebagaimana
firman-Nya:
“Orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
Berbeda
dengan orang-orang yang lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya
terisi dengan rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan semata. Tanpa ada sama
sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.
Tentunya,
sesudah mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau,
maka jadilah orang yang selalu dekat kepada Allah Ta’ala. Bersabar, berpikir
positif, mengingat Allah, serta mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan
kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah
galau, karena sesungguhnya Allah bersama kita.
1 komentar:
Bagus artrikelnya...!
Posting Komentar