Pemerhati Kontra-Terorisme & Direktur CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst) melihat geliat revolusi yang berdiri di atas pundak kaum
Islamis dan pilar-pilar Iman mayoritas kaum muslimin di Suriah betul- betul mencolok mata dunia Barat (AS).
Ia mengungkapkan bahwa AS dihadapkan pada dilema, satu sisi rezim Bashar tidak mungkin lagi bisa bertahan dan dipertahankan. Dan AS belum juga bisa melakukan konsolidasi untuk memunculkan figur pemimpin karbitan yang loyal kepada Barat dengan berbagai rekayasa pertemuan politik.
“Di sisi lain, kekuatan mujahidin makin massif dan menyatu bersama dukungan umat dengan kesadaran politk yang tinggi untuk mengawal revolusi yang tumbuh tidak tercemari oleh tangan-tangan kotor Barat dan para agen-agennya,” ujarnya kepada voa-islam.com, Kamis (13/12/2012).
Barat yang sudah kalut, kata Harits kemudian membuat cerita bohong tentang terorisme.
“Di sinilah yang menjadi kekalutan Barat dan akhirnya kembali membuat cerita bohong tentang ‘terorisme’. Para Mujahidin kembali di labeli ‘teroris’, dan ini adalah kedok AS untuk memaksa sekutu dan dunia untuk member legitimasi tindakan AS dalam bentuk invansi militer melawan ‘teroris’,” jelasnya.
“Di sinilah yang menjadi kekalutan Barat dan akhirnya kembali membuat cerita bohong tentang ‘terorisme’. Para Mujahidin kembali di labeli ‘teroris’, dan ini adalah kedok AS untuk memaksa sekutu dan dunia untuk member legitimasi tindakan AS dalam bentuk invansi militer melawan ‘teroris’,” jelasnya.
Upaya tersebut menurut Harits adalah akal busuk AS untuk membajak revolusi Islam di Suriah.
“Ini adalah akal busuk AS untuk membajak dan mengaborsi revolusi kaum Islamis di Suriah, karena AS sangat sadar dari bumi Syam gejala "imperium baru" (Daulah Islam/Khilafah Islam) bisa lahir dan akan merontokkan semua hegemoni Barat atas dunia Islam,” bebernya.
Selain itu, kata Harits ada kemungkinan penguasa zalim juga akan turut serta di bawah komando Dajjal Amerika memerangi mujahidin.
“Dari titik ini AS dan sekutu termasuk penguasa zalim dunia Islam mungkin akan bersatu dibawah bendera "war on terrorism" dengan komando 'Dajjal Amerika' yang bergerak untuk memerangi mujahidin Suriah. Doa kita selalu untuk revolusi Suriah, semoga Allah turunkan NusrohNya di Bumi Syam yang diberkahi,” tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar