FULL VERSION GAMES

Sabtu, 10 November 2012

Indonesia Menjadi Guru Sistem Kufur



Dalam beberapa tahun terakhir, indonesia disebut sebagai negara demokratis ketiga terbesar di dunia, setelah India dan AS. 

Keberhasilan indonesia dalam merusak aqidah kaum  muslimin di negara ini (yang jumlah kaum musliminnya terbesar di dunia) diapresiasi positif oleh banyak pihak. Tidak tanggung-tanggung, karena kesuksesan tersebut, bahkan ada pejabat negara ini yang sampai diberi gelar sebagai Ksatria Salib, sebuah penghargaan yang Limited Edition dan prestis di mata ahlul dunia. Luar biasa!

Kini Indonesia dibawah seorang ksatria salib, mulai bermanuver memainkan peranannya di dunia, terutama di dunia islam. Ya! dunia islam terutama di daerah timur tengah telah dan sedang mengalami sebuah transisi yang sangat labil. Oleh karena itu negara-negara islam tersebut perlu dituntun ke arah yang "benar". Disinilah Indonesia diharapkan menjadi teladan yang "baik" bagi negara-negara islam tersebut.

Banyak pemimpin kafir memuji kebangkitan demokrasi di Indonesia. Menlu AS, Hillary Clinton, menyebut Indonesia sebagai panutan demokrasi bagi dunia Muslim. Demikian juga, Presiden Obama memuji demokrasi Indonesia sebagai contoh yang baik bagi dunia. Hal ini merupakan saran tidak langsung dari sebuah negara adidaya agar negara-negara islam mau belajar dari indonesia.

Negara-negara Timur Tengah yang beranjak menata diri pasca-Arab Spring seperti Tunisia, Mesir, Libia datang berbondong-bondong ke Jakarta untuk studi banding, berdiskusi, melihat, dan mempelajari transformasi "damai" yang telah dilalui Indonesia selepas dari rezim Orde Baru ke rezim demokrasi. Entah karena mereka inisiatif sendiri atau diarahkan negara adidaya, indonesia kini menjadi "sales promotion country" yang diyakini mampu menarik simpati rakyat negara-negara timur tengah untuk menyetujui demokrasi. Indonesia... kini menjelma menjadi Kartu As bagi musuh-musuh islam.

Mengedepankan Sistem Kufur Demokrasi Dalam Memberikan Kontribusi Dalam Hal Keamanan, Perdamaian, Perekonomian dan HAM

Kira-kira seperti itulah makna yang bisa dipetik dari tagline Bali Democracy Forum ke V. Perhelatan yang menghabiskan dana sangat besar itu. Acara ini dihadiri 9 pemimpin dunia dan 1.243 delegasi dari 76 negara dan organisasi internasional demi MEnggali, MEnghayati, MEmfilosofi, MEmahami, MErenungi dan Me- Me- lainnya untuk sebuah sistem kufur yang bernama demokrasi.

Beberapa hari sebelumnya, Institut untuk Perdamaian dan Demokrasi (Institute for Peace and democracy /IPD) sebagai badan pelaksana Bali Democracy Forum (BDF) telah mengundang untuk yang kedua kalinya 16 utusan dari mesir ke Nusa Dua bali dalam membangun dan mereformasi konstitusi mesir (ke arah demokrasi). Perwakilan mesir belajar bagaimana merancang sebuah negara demokrasi, mulai dari sistem multi partai, hukum-hukum, tatacara peradilan Indonesia. Bisa dibayangkan bagaimana Indonesia dijadikan contoh dalam penerapan demokrasi di negara mesir. Dan kini lebih dari 76 negara siap untuk mendengarkan paparan indonesia mengenai demokrasi.

Patut diakui, umat muslim indonesia kini memasuki fase yang sangat sulit. Para ulama muwahhid ditangkap, para ikhwah-ikhwah yang cerdas ditembak mati, dan belum lagi adu domba yang dilakukan sehingga membuat kaum muslimin di Indonesia pecah belah. Disisi lain, negara ini dibantu oleh berbagai negara-negara musuh islam dalam hal logistik dan dana untuk memerangi kaum muslimin.

Bisa dibayangkan bagaimana terluka nya saudara-saudara kita di timur tengah ketika mengetahui bahwa negara kita berperan aktif menerapkan demokrasi di negaranya, indonesia menjadi guru sistem kufur demokrasi, bahkan indonesia menjalin kerjasama terhadap negara-negara yang membantai keluarga mereka.

Maka sudah saatnya kaum muslimin di indonesia, saling mengokohkan pertahanan dan barisan. Karena saat ini kita tinggal di sebuah negara yang sangat berprestasi dalam memerangi kaum muslimin dari berbagai bidang. Bantu dan doakanlah para mujahidin indonesia agar dapat bangkit mengembalikan cahaya islam yang mampu menerangi dunia. Allahu Akbar!

0 komentar:

Posting Komentar