Sebuah
penyakit misterius baru telah menyerang beberapa orang di Asia terutama di
Thailand dan Taiwan. Penyakit misterius ini, gejalanya seperti AIDS padahal
penderitanya tidak terbukti kena infeksi HIV.
Anehnya,
setelah terserang penyakit ini sistem kekebalan penderita menjadi rusak
sehingga tak mampu menangkis masuknya berbagai kuman atau virus ke dalam tubuh
layaknya orang sehat.
Menurut
Dr Sarah Browne, ilmuwan dari National Institute of Allergy and Infectious
Disease, penyakit misterius tersebut adalah bentuk lain gangguan kekebalan
tubuh yang tidak diturunkan, tetapi tidak menyebar lewat virus seperti AIDS.
Dr.
Sarah K. Browne (sebelah kanan), sedang bercakap dengan pasien Kim Nguyen, di
National Institute of Health in Bethesda, Md., (Rabu, 22 Agustus, 2012, AP
Photo/Pablo Martinez Monsivais)
Browne
melakukan penelitian di Thailand dan Taiwan, tempat penyakit tersebut banyak
ditemukan sejak tahun 2004.
“Ini
sangat menarik. Dalam 10 tahun terakhir, saya setidaknya sudah melihat tiga
pasien,” kata Dr Dennis Maki, spesialis penyakit infeksi dari Univesitas
Wisconsin di Madison, AS.
Beruntung
meski hingga kini pemicunya belum diketahui, peneliti mengungkapkan bahwa
tampaknya penyakit ini tak menular.
“Penyakit
ini adalah jenis lain dari kondisi defisiensi kekebalan yang tidak diwariskan
dari orangtua dan terjadi pada orang dewasa namun tidak menyebar seperti halnya
AIDS yang menyebar lewat virus,” terang Dr. Sarah Browne, seorang peneliti dari
National Institute of Allergy and Infectious Diseases.
Browne
pun menggelar studi tentang penyakit yang pertama kali muncul pada tahun 2004
ini. Ia mengkaji bersama sejumlah peneliti dari Thailand dan Taiwan dimana
sebagian besar kasus penyakit ini terjadi.
Menurut
Browne, penyakit ini muncul saat penderita berusia rata-rata 50 tahun namun tak
menurun dalam keluarga sehingga bisa dipastikan penyebabnya bukanlah gen.
Pada
penderita AIDS, virus HIV menghancurkan T-cells yang berfungsi sebagai kunci
untuk melawan berbagai virus yang masuk ke tubuh.
Sedangkan
pada penyakit misterius baru ini, penyakit tidak mempengaruhi T-cells tapi
menyebabkan kerusakan lain.
Menurut
studi yang dilakukan Browne terhadap lebih dari 200 orang di Taiwan dan
Thailand, sebagian besar penderita penyakit ini membuat substansi yang disebut
autoantibodi dalam tubuhnya.
Autoantibodi
ini berfungsi untuk menghambat interferon-gamma, sebuah sinyal kimiawi yang
membantu membersihkan berbagai infeksi yang terjadi di dalam tubuh.
Peneliti
pun menyebut penyakit baru ini dengan sindrom imunodefisiensi ‘dewasa awal’.
Karena penyakit ini muncul saat orang-orang mendekati usia lansia dan peneliti
mengaku tak tahu apa sebabnya dan bagaimana kondisi ini bisa terjadi.
“Pada
dasarnya, kami tak tahu apa yang menyebabkan tubuh membuat antibodi semacam
ini,” tandas Browne seperti dilansir dari huffingtonpost, Kamis (23/8/2012).
Penggunaan
antibioitik untuk mengatasi penyakit ini juga dianggap tak selalu efektif
sehingga banyak dokter yang mencoba berbagai pendekatan, termasuk menggunakan
obat kanker yang membantu menekan produksi antibodi tersebut.
Beberapa
pasien memang tidak menunjukkan penambahan gejala tapi imbalannya, sistem
kekebalan tubuhnya mengalami cacat kronis, ungkap peneliti.
Namun
fakta bahwa hampir seluruh penderita yang ditemukan merupakan orang Asia atau
keturunan Asia yang tinggal di daerah manapun menunjukkan bahwa faktor genetik
dan sesuatu yang ada atau terjadi di lingkungannya seperti jenis infeksi
tertentu bisa jadi memicu munculnya penyakit tersebut.
Kesimpulan
peneliti ini diterbitkan dalam laporannya yang dipublikasikan dalam New England
Journal of Medicine.
Kim
Nguyen (pasien)
Salah
seorang pasien, Kim Nguyen (62), orang Vietnam yang sudah tinggal di AS sejak
tahun 1975, didiagnosis menderita penyakit misterius ini.
Ia
berobat ke dokter akibat demam yang tak kunjung sembuh.
Sejak
tahun 2009, ia juga mengalami berbagai gejala aneh.
Pada
tahun 1995 dan 2009, ia dilaporkan mengunjungi Vietnam.
Pada
awalnya, ia didiagnosis menderita tuberkulosis. Belakangan, ia diketahui
menderita gejala gangguan sistem kekebalan tubuh dan mendapat perawatan di
rumah sakit selama hamir satu tahun.
“Kami
percaya ada lebih banyak lagi penderita penyakit ini di luar sana, tapi mungkin
di sejumlah negara lain penyakit ini disalahartikan sebagai TBC,” pungkasnya.
Sedangkan
AIDS adalah penyakit spesifik dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh orang yang
terinfeksi virus HIV ini terganggu. Virus HIV akan merusak sel T, tentara utama
dalam sistem imun manusia untuk melawan patogen.
Sementara
itu, penyakit misterius ini tidak mengganggu sel, tetapi menyebabkan kerusakan
lain. Dalam penelitian yang dilakukan Browne terhadap 200 orang di Taiwan dan
Thailand, kebanyakan pasien penyakit misterius ini tubuhnya membuat
autoantibodi yang menahan interferon gamma, sinyal kimia yang membantu tubuh
menyingkirkan infeksi.
Terganggunya
sinyal kimia tersebut akan membuat seseorang, seperti penderita AIDS, lebih
rentan terinfeksi jamur, virus, dan parasit lain yang mirip dengan tuberkulosis
dan menyebabkan kerusakan paru.
Para
ilmuwan saat ini menyebut penyakit misterius ini sebagai gangguan imunitas pada
orang dewasa karena biasanya baru muncul di usia lanjut.
Perawatan
dengan antibiotik tak selalu efektif sehingga dokter biasanya melakukan
berbagai variasi pengobatan, termasuk memakai obat kanker untuk menekan
produksi antibodi.
Karena
penyakit ini mayoritas dialami oreng Asia atau keturunan Asia, para pakar
menyebut faktor genetik mungkin berperan dalam memicu penyakit ini. (AFP/Kompas/Detik)
0 komentar:
Posting Komentar