Amerika
Serikat seperti negeri yang rakyatnya kena kutukan Tuhan. Mungkin Tuhan sudah
tidak lagi bersimpati kepada rakyat Amerika. Di mana kasih sayang sudah punah.
Rakyat saling membunuh satu dengan lainnya. Satu peristiwa belum usai, datang
lagi peristiwa lainnya. Saling membunuh.
Selama
ini Amerika Serikat hanya bisa membunuhi rakyat di negeri-negeri Muslim, yang
tanpa dosa. Dibunuhi dengan cara-cara yang keji dan biadab. seperti invasi
militer Amerika Serikat ke Afghanistan, Irak, Palestina, Somalia, Yaman, dan
Vietnamn. Jutaan orang tewas oleh tangan-tangan kotor Amerika Serikat, yang tak
mengenal belas kasihan.
Sekarang
Amerika Serikat seperti mendapatkan kuktukan Tuhan. Kejahatan Amerika Serikat
yang maha dahsyat itu, sekarang dibalas, dalam bentuk rakyatnya saling
membunuh. Pembunuhan yang brutal dan sangat mengerikan sekarang berlangsung
hampir setiap saat di seluruh Amerika Serikat.
Kemarin,
dua orang tewas dan sedikitnya delapan orang terluka dalam penembakan di The
Empire State Building di New York City pada Jumat. Penembakan yang sangat
brutal membuat para penghuni gedung pencakar langit itu, kebingungan. Mereka
seperti tidak percaya. Melihat peristiwa yang terjadi, di mana seorang bisa
melakukan pembunuhan dengan menembakan senjata secara membabi-buta.
Penembakan
terjadi di pusat kota New York, Manhattan. Di mana peristiwa ini bersamaan
dengan membanjirnya para turis yang datang ke kota New York.
Rakyat
Amerika Serikat sekarang menghadapi pedemi frustasi yang sangat akut. Mereka
tidak mengerti lagi tentang tujuan kehidupan mereka. Materi tak dapat lagi
memberikan kenikmatan dan kepuasan. Apalagi sesudah krisis ekonomi yang mendera
mereka. Kini yang ada hanyalah keputus-asaan belaka.
Para
pengejar materi yang sudah kehabisan energinya itu, sekarang seperti
orang-orang yang linglung, tidak mengerti lagi apa yang dilakukannya. Krisis
perbankan, dan banyaknya bank-bank besar yang bangkrut, dan tidak lagi dapat
memberikan kredit, membuat rakyat Amerika Serikat yang sangat gila dengan kartu
kredit itu, sekarang oleng menghadapi kenyataan hidup mereka yang pahit.
Satu-satunya jalan yang mereka lakukan menumpahkan frustasi mereka dengan cara
membunuhi orang lain.
Pada
20 Juli, James Holmes, 24, mahasiswa kandidat Phd, di bidang neuro science,
yang menghadapi kehidupan yang tanpa harapan itu, di tengah malam, saat
berlangsungnya gala priemerei film Batman "The Dark Knight Rises" di
Aurora, Colorado, secara brutal menembaki orang-orang yang berada di dalam
gedung. Sedikit 20 orang mat seketika, dan melukai 78 orang lainnya.
Pada
5 Agustus, seorang pria bersenjata membunuh 6 orang dan melukai 3, dan dalam
kondisi kritis di sebuah kuil Sikh di luar Milwaukee sebelum polisi menembaknya
hingga mati.
The
Empire State Building adalah gedung tertinggi di dunia yang sudah berdiri
selama 40 tahun dari tahun 1931 sampai pembangunan World Trade Center. Setelah
serangan 11 September 2001. Di gedung yang menjadi kebanggaan orang Amerika
itu, di mana orang yang sudah frustasi menembakkan senjata dengan membabi-buta.
Tak memikirkan berapa jumlah korban yang akan mati. Karena, di benak mereka
sudah tidak ada lagi belas kasihan. Orang hanya ingin melepaskan frustasi
kepada orang lain, tanpa mengenal akibatnya.
Selain,
Tuhan Yesus sudah tidak sayang lagi kepada rakyat Amerika, azab itu yang
ditimpakan kepada para pengikut agama Kristen itu, tak henti-henti di timpa
bencana badai tropis yang maha dahsyat dan kebakaran. Beberapa negara bagian di
Amerika Serikat sejak mulai dari Teluk Mexico, sampai masuk ke wilayah
pedalaman, tak luput dari amukan badai tropis. Semua luluh lantak.
Sekarang
Amerika Serikat akan menghadapi badai Isaac, yang menjadi ancaman bagi rakyat
Amerika. Inilah bencana yang terus-menerus tanpa jeda. Sehingga, rakyat Amerika
Serikat menjadi frustasi menghadapi kehidupan mereka. Para pemburu kenikmatan
dunia itu, tak mendapatkan kenikmatan yang mereka cari. Justeru yang mereka
dapatkan hanyalah malapetaka. Rumah megah mereka, yang hasil kredit, luluh
lantak dihantam badai.
Mulai
dari krisis ekonomi, ketidak pastian masa depan, konflik antara kulit berwarna.
Tak pernah putus-putus. Apa yang dibilang Amerika Serikat negara "melting
pot" itu, hanyalah bohong belaka. Kebencian terhadap kelompok kulit hitam
di Amerika Serikat itu, sampai ke ubun-ubun. Apalagi, sesudah Barack Obama
menjadi presiden. Orang-orang kulit putih, seperti terhina, dan semakin frustasi.
Bagaimana orang kulit hitam, yang dahulunya budak, sekarang harus menjadi
presiden Amerika Serikat?
Di
tengah-tengah rasa frustasi yang sudah memuncak itu, mereka hanya bisa membeli
senjata di toko-toko, kemudian melampiaskannya dengan menembak siapa saja, tanpa
pilih-pilih. Apalagi, kalau pemilihan presiden nanti yang menang dari tokoh
Partai Republik, Romney, dan pasti akan lebih konservatif, dan tidak akan ada pembatasan
kepemilikan senjata.
Belum
lagi para veteran perang yang sekarang berserak di berbagai kota di Amerika
Serikat. Mereka merasa menjadi manusia yang tidak berharga. Dicibir oleh
masyarakat. Tidak mendapat penghargaan. Tanpa masa depan. Mereka sangat
potensial menjadi para pelaku kejahatan. Karena frustasi.
Ribuan
veteran perang Afghanistan, Irak, dan Vietnam, kehilangan masa depan. Akhirnya,
hanya bisa melampiaskan kekecewaan mereka dengan menumpahkan senjata. Rakyat
Amerika Serikat akan saling membunuh satu dengan yang lainnya. Adakah Tuhan
Yesus sudah tidak sayang lagi terhadap rakyat Amerika Serikat? Wallahu'alam.
0 komentar:
Posting Komentar