Siapa
berada di balik sebuah film anti-Islam yang kini mengguncang Timur Tengah masih
menjadi misteri. Film tersebut telah memicu protes mematikan di Libya, di
tengah klaim yang bertentangan tentang keterlibatan Yahudi atau oknum dari
komunitas Koptik.
Sutradara
film itu, yang menyebut dirinya Sam Bacile, Selasa (11/9/2012), mengatakan, ia
seorang Amerika-Israel dan mendapat dukungan dana Yahudi. Ia kini bersembunyi
setelah muncul protes di Mesir dan Libya terhadap film berbiaya murahnya itu
yang berjudul Innocence of Muslims.
Duta
Besar AS untuk Libya Chris Stevens dan tiga warga Amerika lainnya tewas di
Benghazi, Libya, Selasa, dalam sebuah aksi protes terhadap film itu, tepat pada
peringatan 11 tahun serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat.
Namun,
keraguan tentang identitas Bacile berkembang. Pasalnya, berdasarkan laporan
media AS, Bacile merujuk ke seorang Koptik California yang dihukum karena
terlibat kejahatan keuangan. Ia tinggal di luar Los Angeles.
Teka-teki
terkait orang-orang di belakang film itu semakin rumit. Para pemain dan kru
film telah menyuarakan kemarahan karena merasa telah dieksploitasi. Setidaknya
seorang dari mereka telah mengatakan bahwa bagian-bagian dialog yang bersifat
menyerang Islam telah mengalami sulih suara. Kata-kata itu bukan kata-kata
mereka sebagaimana ketika film itu disyuting.
Steve
Klein, seorang konsultan film itu, membantah bahwa Pemerintah Israel terlibat
dalam pembuatan film tersebut. Ia mengatakan, Bacile, yang ia tahu merupakan
nama samaran, merasa terganggu setelah mendengar kematian duta besar AS untuk
Libya. "Dia sangat marah bahwa duta besar itu terbunuh," katanya
kepada AFP.
Dalam
sebuah wawancara dengan harian Wall Street Journal yang diterbitkan Selasa,
Bacile terang-terangan menyerang Islam. Dalam wawancara itu, ia mengatakan,
dirinya telah mengumpulkan 5 juta dollar AS dari 100 donor Yahudi untuk membuat
film itu. Ia mengaku telah memakai jasa sekitar 60 aktor dan 45 kru untuk membuat
film berdurasi dua jam tersebut selama tiga bulan pada tahun lalu di
California.
Film
tersebut sempat diputar di salah satu bioskop di Hollywood sekitar tiga bulan
yang lalu. Setelah itu, film tersebut tenggelam tanpa jejak, sampai sebuah
versi sulih suara dalam bahasa Arab dirilis minggu lalu dan rekamannya
disiarkan stasiun televisi Mesir. Versi itulah yang kemudian memicu protes.
Namun,
para pemain dan kru menyatakan kemarahan, Rabu, demikian lapor CNN, yang
mengutip pernyataan bersama mereka yang mengatakan, "Seluruh pemain dan
kru sangat marah dan merasa dikadali produser." "Kami 100 persen
tidak berada di belakang film itu dan telah dibohongi terkait niat dan
tujuannya ... Kami sangat terkejut dengan penulisan ulang yang sangat berbeda
dari script (awal) dan kebohongan yang telah diberitahu kepada semua yang
terlibat."
Aktris
Cindy Lee Garcia, yang memerankan perempuan yang anak gadisnya diserahkan
kepada Muhammad untuk dinikahi, mengatakan, dia tidak tahu bahwa film itu
merupakan propaganda anti-Muslim. Ia menambahkan, dialog dalam film itu telah
disulih ulang setelah syuting.
"Itu
mestinya sebuah film berdasarkan apa yang terjadi 2.000 tahun yang lalu,"
kata Garcia pada situs gosip Gawker. "Tidak ada apa-apa tentang Muhammad
atau Muslim atau apa pun."
Menurut
kantor berita AFP, dalam penggalan berdurasi 14 menit dari film itu yang
tersedia secara online, over-dubbing dalam dialog memang terdengar jelas,
bahkan bagi penonton kebanyakan. Sejumlah kata-kata kasar dimasukkan di
tengah-tengah kalimat.
Sejumlah
laporan online yang dikutip blog New York Times menduga Morris Sadek, seorang
Koptik kelahiran Mesir, dan sekutunya Terry Jones, seorang Florida yang
sebelumnya terkenal dengan rencana aksi pembakaran Al Quran, telah bekerja sama
dalam mempromosikan film itu. Namun, Rabu malam, sebuah laporan yang dikutip
media AS mengidentifikasi Nakoula Basseley Nakoula yang mengatakan bahwa dialah
yang mengelola perusahaan yang memproduksi film tersebut. Ia juga menyatakan,
ia seorang Koptik.
Namun,
pria 55 tahun itu, yang dijatuhi hukuman 21 bulan penjara atas tuduhan penipuan
terhadap bank pemerintah federal pada 2010, membantah bahwa ia merupakan Sam
Bacile. Walau berdasarkan penelusuran terhadap sebuah ponsel yang digunakan
untuk wawancara dengan sejumlah media pada hari Selasa, ponsel yang digunakan
itu berposisi di alamatnya.
Sementara
Klein mengatakan, ia tidak tahu kebangsaan pembuat film itu. Namun, ia
membantah Pemerintah Israel ada hubungannya dengan proyek tersebut. "Saya
tahu ada beberapa rumor di luar sana bahwa Israel melakukannya. Bukan. Israel
tidak terlibat ... Ini orang-orang swasta, (mereka pakai) uang pribadi."
Klein
memperingatkan, sutradara film itu bisa mengalami nasib serupa seperti yang
dialami pembuat film Belanda, Theo Van Gogh, yang dibunuh tahun 2004 setelah
memicu protes dengan sebuah film anti-Islam. "Dia bisa terbunuh, itu
benar-benar mudah," kata Klein.
(Dapatkan info-info Islami di : http://islampeace-inside.blogspot.com)
(Dapatkan info-info Islami di : http://islampeace-inside.blogspot.com)
1 komentar:
Jangan2 dia bersenbunyi di Indonesia
Posting Komentar