Benghazi
Film kontroversial 'Innocence of Muslims' yang dianggap merendahkan Islam dan
Nabi Muhammad menuai protes ribuan demonstran di Libya dan Mesir, bahkan hingga
menewaskan Dubes AS untuk Libya. Sebenarnya apa yang membuat film ini diprotes
besar-besaran?
Seperti
dilansir AFP, Kamis (13/9/2012), film ini mengisahkan tentang kehidupan Nabi
Muhammad yang, parahnya, dibumbui dengan tema pedofil dan homoseksualitas.
Sejumlah adegan dalam film yang berdurasi 2 jam ini telah diunggah ke internet
dan bisa juga dilihat di sejumlah saluran satelit privat.
Secara
keseluruhan, film ber-budget rendah ini menggambarkan kehidupan umat muslim
sebagai manusia tak bermoral dan sarat dengan kekerasan. Jika dilihat dari segi
kostum yang sangat amatir, kemudian naskah yang sekenanya dan backdrop palsu,
film ini sama sekali tidak menarik perhatian.
Namun
semenjak diunggah ke internet, banyak pihak yang mengecam dan memprotes film
ini karena konten yang ada di dalamnya. Bagaimana tidak, jika film ini
terang-terangan menggambarkan Nabi Muhammad sebagai pria yang gemar tidur
dengan banyak wanita dan sering membicarakan soal pembunuhan anak-anak.
Perlu
diketahui bahwa film ini dibuat oleh seorang pria keturunan Israel-Amerika, Sam
Bacile. Tidak banyak hal yang bisa diketahui soal Bacile yang juga berprofesi
sebagai pengembang real-estate di California selatan, AS ini.
Dalam
wawancaranya dengan Wall Street Journal, pernyataan-pernyataan Bacile semakin
menuai kontroversi. Dimana dia menyebut Islam sebagai agama yang penuh
kebencian.
"Islam
itu seperti penyakit kanker," tutur Bacile.
Bacile
menuturkan, dirinya bertanggung jawab sepenuhnya atas film yang mulai diunggah
ke internet sejak Juli lalu. Kepada Wall Street Journal, Bacile mengungkapkan
biaya film ini mencapai USD 5 juta dan berasal dari sejumlah donatur penganut
Yahudi yang enggan dia sebutkan identitasnya.
Film
ini dibuat tahun 2011 lalu dan memakan waktu selama 3 bulan, dengan sebagian
besar lokasi syuting berada di California, AS. Bacile menuturkan, dirinya
bekerja sama dengan 60 aktor dan 45 orang kru untuk memproduksi film ini.
"Film
ini adalah sebuah film politik. Bukan sebuah film religius," tandas pria
yang berusia 52 tahun ini.
Di
Mesir, film ini memicu gugatan hukum yang diajukan seorang wartawan Mesir
terhadap produser film ini. Disebutkan dalam gugatan tersebut bahwa film ini
sengaja ditujukan untuk 'menyerang Islam'. Gugatan ini diawali oleh pemberitaan
sejumlah media Mesir yang menyebut sejumlah umat Kopstik Mesir yang tinggal di
AS ikut terlibat dalam pembuatan film ini. Pemerintah Mesir pun didesak untuk
melepaskan kewarganegaraan orang-orang Mesir yang terlibat dalam film ini.
Film
ini memicu unjuk rasa besar-besaran di Kairo, Mesir dan Benghazi, Libya. Ribuan
demonstran menyerbu dan menyerang kantor kedutaan dan konsulat AS di dua
wilayah tersebut. Tragis, Dubes AS untuk Libya Christopher Stevens beserta 3
stafnya tewas akibat serangan yang terjadi pada 11 September malam waktu
setempat. Mereka tewas akibat serangan roket yang mengenai mobil yang mereka
naiki saat akan meninggalkan gedung konsulat menuju tempat yang lebih aman.
Pemerintah Libya terang-terang menyebut pelaku pembunuhan Stevens ini merupakan
para loyalis mendiang Muammar Khadafi.
0 komentar:
Posting Komentar