Sebuah
film Islam bergenre serial Televisi 33 episode berjudul Omar yang diproduksi
oleh jaringan televisi Arab Saudi, MBC, kini bisa disaksikan melalui jarigan tv
kabel, tv satelit ataupun TV biasa, terutama di Indonesia yang hak siarnya
dimiliki oleh MNC tv.
Serial
epik kolosal yang menggambarkan biografi pahlawan sekaligus khalifah Islam ini
dibuat tentu saja dengan teknologi perfilman paling mutakhir, mengingat Saudi
adalah negara kaya.
Tidak
tanggung-tanggung, puluhan ribu aktor profesional dikerahkan untuk membintangi
serial besar ini.
Kehadiran
film-film Islam memang selalu ditunggu, yang terbaru adalah film kolosal
tentang sejarah gemilang penakulan konstantinopel, film dari Turki besutan FarukAksoy
berjudul Fetih 1453,
Meski
sebuah serial TV, Film Omar, tentu diharapkan menjadi oase informasi sejarah,
budaya sekaligus religi berkemas hiburan di tengah gersangnya tontonan
berkualitas di dunia Islam. 4o thn yang lalu dunia perfilm Islam sempat di
euforiakan dengan hadirnya The Message atau Ar Risalah, meski tidak lepas dari
kontroversi dan kecaman, film yang dibuat 2 versi arahan mustopha akkad yang merupakan
sutradara profesional di holywood saat itu, sempat menjadi referensi film-film
Islam.
Senasib
dengan Ar Risalah, versi arab untuk The Message-nya Mustopha Akkad, serial Omar
juga menuai kritik tajam dari berbagai kalangan, terutama dengan menampilkan
sosok sahabat Nabi yang agung, Umar Ibnul Khatab, dimana pada film The Message,
Mustopa Akkad tidak menampilkannya, bahkan ke-empat sahabat Nabi SAW.
Alarabiya,
melalui situs onlinenya menulis, Khalid Al Muslih, profesor hukum Islam di
universitas Al Qosim, melontarkan kritik tajam terhadap munculnya sosok Umar
bin Khatab pada serial tv tersebut dan mengkhawatirkannya menjadi penyulut
provokasi.
“Masalah
menirukan (akting) sahabat Nabi selalu menjadi hal kontroversi, sebagian ulama
meragukannya, sebagian lain melarangnya” sebagaimana ditulis harian Al Hayat,
Saudi.
Al Muslih mencontohkan Syaikh Abdur Rahman As Sa’di yang hadir pada pemeragaan perang Badardi Institut Sains Riyadh. “Itu 50 tahun yagn lalu, dan Syaikh tidak melihat ada permasalahan dengan adegan peragaan itu”
Al Muslih mencontohkan Syaikh Abdur Rahman As Sa’di yang hadir pada pemeragaan perang Badardi Institut Sains Riyadh. “Itu 50 tahun yagn lalu, dan Syaikh tidak melihat ada permasalahan dengan adegan peragaan itu”
Al
Mushlih juga menjelaskan di sebuah wawancara dengan saluran TV Al Safwa bahwa
para awak dari program serial TV MBC tv tersebut dilakukan proses casting yang
ketat.
Bagi
saya dan keluarga, Omar hanyalah sebuah film dan saya bisa mengambil manfaatnya
dengan menjadikannya bahan belajar kembali terhadap sejarah, sirah nabawiyah
dan dan tentunya pelengkap bahan ajar bahasa Arab bagi anak-anak.
0 komentar:
Posting Komentar