Presiden
Amerika Serikat Barack Obama kembali menebarkan klaim palsu tentang Suriah.
Obama menuding militer rezim Damaskus mempergunakan senjata kimia untuk
memberangus kelompok oposisi. Obama dalam pidatonya Senin malam (20/8)
mengatakan bahwa penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah adalah
"garis merah", yang akan dijadikan dalih Washington untuk melancarkan
intervensi militer terhadap negara Arab itu.
Dalam
konferensi persnya, Obama menyatakan bahwa dirinya hingga kini belum
mengeluarkan instruksi intervensi militer terhadap Suriah. Namun Washington
akan mempertimbangkannya, jika rezim Suriah terbukti menggunakan senjata kimia.
Salah
satu cara klise yang dilakukan negara-negara Barat untuk melicinkan ambisinya
menumbangkan musuh-musuhnya adalah melancarkan propaganda dan tudingan
palsu. Kali ini mengenai keberadaan dan penggunan senjata kimia di Suriah. Ini
bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, AS dan Inggris melancarkan agresi
militer menduduki Irak dengan alasan keberadaan senjata pemusnah massal di negeri
Kisah 1001 Malam itu.
Skenario
agresi Irak itu kembali diputar di Suriah. AS mengklaim rezim Assad
memiliki kemampuan memproduksi ratusan ton berbagai jenis senjata kimia
termasuk gas kuning dan gas sarin. Untuk memperkuat klaimnya itu, mereka
menuding enam tempat di Suriah sebagai pabrik dan penyimpanan senjata kimia.
Padahal pemerintah Damaskus secara resmi menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah
menggunakan senjata kimia terhadap oposisi dalam negeri. Pada saat yang sama
para pemilik senjata kimia seperti AS terbukti menggunakannya di berbagai
negara dunia.
Kini,
AS dan sekutunya terus-menerus mencari berbagai alasan untuk menginvasi Suriah.
Penyebaran klaim palsu mengenai penggunaan senjata kimia oleh militer Suriah
hanyalah dalih untuk menjustifikasi agresi militer Barat demi menggulingkan
rezim Assad dan menggantikannya dengan pemerintahan boneka
Tudingan
Gedung Putih ini mengulang klaim Tel Aviv pada tahun 2008. Israel melemparkan
tudingan serupa bahwa Suriah menempatkan roket yang dipersenjatai hulu ledak
senjata kimia di wilayah perbatasan. Padahal, militer Israel-lah yang justru
terbukti menggunakan senjata kimia dalam perang 22 hari di Jalur Gaza. Kini,
Israel membesar-besarkan tudingan palsu itu untuk memuluskan intervensi militer
Barat di Suriah.
Sejatinya
ultimatum Obama mengenai garis merah senjata kimia hanyalah alasan supaya
publik dunia mengamini intervensi militer Barat untuk menggulingkan Assad dari
kekuasaannya. Apakah tudingan itu benar-benar terbukti atau tidak, tidak jadi
masalah bagi Washington. Yang penting, ada dalih untuk menjustifikasi ambisinya
menyerang musuh-musuhnya. Itu juga yang terjadi di Irak.(IRIB Indonesia/PH)
0 komentar:
Posting Komentar