FULL VERSION GAMES

Minggu, 26 Agustus 2012

Obama Klaim Suriah Gunakan Senjata Kimia


Presiden Amerika Serikat Barack Obama kembali menebarkan klaim palsu tentang Suriah. Obama menuding militer rezim Damaskus mempergunakan senjata kimia untuk memberangus kelompok oposisi. Obama dalam pidatonya Senin malam (20/8) mengatakan bahwa penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah adalah "garis merah", yang akan dijadikan dalih Washington untuk melancarkan intervensi militer terhadap negara Arab itu.

Dalam konferensi persnya, Obama menyatakan bahwa dirinya hingga kini belum mengeluarkan instruksi intervensi militer terhadap Suriah. Namun Washington akan mempertimbangkannya, jika rezim Suriah terbukti menggunakan senjata kimia.

Salah satu cara klise yang dilakukan negara-negara Barat untuk melicinkan ambisinya menumbangkan musuh-musuhnya adalah melancarkan propaganda  dan tudingan palsu. Kali ini mengenai keberadaan dan penggunan senjata kimia di Suriah. Ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, AS dan Inggris melancarkan agresi militer menduduki Irak dengan alasan keberadaan senjata pemusnah massal di negeri Kisah 1001 Malam itu.

Skenario agresi Irak itu  kembali diputar di Suriah. AS mengklaim rezim Assad memiliki kemampuan memproduksi ratusan ton berbagai jenis senjata kimia termasuk gas kuning dan gas sarin. Untuk memperkuat klaimnya itu, mereka menuding enam tempat di Suriah sebagai pabrik dan penyimpanan senjata kimia. Padahal pemerintah Damaskus secara resmi menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah menggunakan senjata kimia terhadap oposisi dalam negeri. Pada saat yang sama para pemilik senjata kimia seperti AS terbukti menggunakannya di berbagai negara dunia.

Kini, AS dan sekutunya terus-menerus mencari berbagai alasan untuk menginvasi Suriah. Penyebaran klaim palsu mengenai penggunaan senjata kimia oleh militer Suriah hanyalah dalih untuk menjustifikasi agresi militer Barat demi menggulingkan rezim Assad dan menggantikannya dengan pemerintahan boneka

Tudingan Gedung Putih ini mengulang klaim Tel Aviv pada tahun 2008. Israel melemparkan tudingan serupa bahwa Suriah menempatkan roket yang dipersenjatai hulu ledak senjata kimia di wilayah perbatasan. Padahal, militer Israel-lah yang justru terbukti menggunakan senjata kimia dalam perang 22 hari di Jalur Gaza. Kini, Israel membesar-besarkan tudingan palsu itu untuk memuluskan intervensi militer Barat di Suriah.

Sejatinya ultimatum Obama mengenai garis merah senjata kimia hanyalah alasan supaya publik dunia mengamini intervensi militer Barat untuk menggulingkan Assad dari kekuasaannya. Apakah tudingan itu benar-benar terbukti atau tidak, tidak jadi masalah bagi Washington. Yang penting, ada dalih untuk menjustifikasi ambisinya menyerang musuh-musuhnya. Itu juga yang terjadi di Irak.(IRIB Indonesia/PH)

0 komentar:

Posting Komentar