Sejak
bergulirnya revolusi Iran dibawah kepemimpinan Imam Khomeini, Iran berubah
menjadi sebuah Negara digdaya di kawasan Arab. Kekuatan militer mereka
berkembang pesat. Pun, mereka kerap melayangkan kritik tajam terhadap
kebijakan-kebijakan barat yang diskriminatif, dimana hanya negara- negara yang
bernyali yang bisa melakukan hal tersebut. Tak pernah gentar terhadap gertakan
Negara adidaya AS seputar pengembangan teknologi nuklirnya. Dan seringkali pula
menunjukkan kepeduliannya atas negeri-negeri muslim yang lemah dan terjajah,
walaupun hanya sekedar memberikan komentar pedas dalam forum-forum dunia. Dan
begitu besar sikap permusuhannya terhadap Israel Yahudi yang telah banyak
menelan jiwa kaum muslimin.
Sepak
terjang Iran telah banyak menarik simpati kaum muslimin dunia. Pasca
runtuhnya kekhilafahan Turki Utsmani, kaum muslimin telah kehilangan
pelindungnya. Dan kini Iran muncul menentang kezhaliman dunia Barat (kafir)
terhadap dunia Islam ditengah kebisuan dan ketidakberdayaan para
pemimpin-pemimpin negeri Arab. Hmmm.. Apakah Iran akan menjadi bagian dari seri
sejarah keperkasaan Islam?
Secara
kasat mata memang seperti itulah adanya. Namun sejarah telah berkata lain
tentang Iran yang berakidahkan Syiah Ghulat (Rafidhah). Lihatlah bagaimana
syiah mempunyai andil atas terbunuhnya sahabat Rosululloh shalallohu alaihi wa
sallam yang mulia, Ali bin Abi Thalib.
Begitu juga pengkhianatan mereka atas Husein rodhiallohu ‘anhu. Dan tak akan
hilang dari catatan sejarah bagaimana syiah berkonspirasi dengan pasukan
Tar-Tar untuk mengkudeta kepemimpinan Harun Ar-Rasyid. Sejarah justru bertutur
bahwa Syiah adalah musuh besar bagi kaum muslim sunni.
Lalu
bagaimana dengan Syiah Iran saat ini? Tindak-tanduknya memang terlihat pro
terhadap Islam, tapi wajib diketahui bahwa orang-orang syiah adalah orang-orang
yang pendusta. Saat ini mereka berkata A, sedetik kemudian mereka berpaling
akan berubah menjadi B. Hal ini karena mereka memasukkan dusta sebagai bagian
dari akidah (taqiyah). (Al-kafi: 2/219)
Banyak
fakta telah terungkap bahwa pada kenyataannya permusuhan Iran justru tertuju
kepada Islam itu sendiri. Lihatlah di Ibukota Iran, Teheran. Silahkan Anda
hitung berapa banyak Masjid-Masjid Sunni jika dibandingkan dengan Sinagog
(tempat peribadatan orang-orang Yahudi) ?! Tidak ada satupun Masjid sunni
berdiri disana, justru Sinagog bertebaran hingga lebih dari 45 buah! Padahal
populasi muslim sunni di Iran adalah terbesar kedua setelah Syiah. Itu hanya
secuil bukti ketimpangan amal perkataan dengan fakta lapangan.
Mungkin
banyak juga yang belum tahu kalau Imam Khomeini memimpin Revolusi dari tempat
pengasingannya di Perancis. Tapi pasti kaum muslimin tahu kalau Perancis dan AS
adalah sekutu intim. Tentu ada permainan diantara mereka bertiga; Khomeini,
Perancis dan AS (dalam hal ini CIA). Pun pada masa kekuasaannnya Khomeni, Iran
telah bermesraan dengan AS dan Israel. Kita bisa ketahui hal ini dalam kasus
skandal “Iran kontra”.
Dan
mungkin tidak banyak orang tahu kalau yang memuluskan jalan Amerika untuk
menyerang Irak yang mayoritas Sunni salah satunya adalah Syiah Iran. Syiah Iran
mengizinkan kapal induk Amerika memasuki wilayah perairan Teluk Persia Iran dan
menjadikannya sebagai basis militer angkatan laut dan udara Amerika. Mereka
juga memberikan bantuan berupa pemberian informasi intelijen ke AS. Seandainya
memang Iran pro terhadap kaum muslimin tentunya hal itu tidak akan terjadi.
Adalah
kenyataan yang tak dapat dipungkiri lagi bahwa Syiah memiliki kebencian yang
mendalam kepada Sunni. Kita bisa dapati hal tersebut pada kitab-kitab
rujukannya. Jika kita mau sedikit saja berusaha mencari informasi tentang hal
ini, maka itu sudah cukup bagi kita untuk dapat menemukan sekian banyak bukti
kekejaman syiah terhadap sunni. Mereka tega membantai 500 orang sunni yang
berada dipenjara dengan cara merubuhkan penjara tersebut. Mereka tega membantai
orang sunni hanya lantaran memiliki nama para sahabat yang mulia; Abu Bakar,
Umar, dan Utsman . Mereka tega menggantung para ulama Sunni dengan
tuduhan-tuduhan yang tak berbukti. Apakah seperti ini kelakuan pelindung umat?!
Tidak, mereka hanya melindungi diri mereka sendiri sebagai syiah bukan sebagai
bagian kaum muslimin sebagaimana yang kerap mereka gembar-gemborkan dihadapan
publik.
Kini
Iran tengah berusaha mengekspor revolusinya ke berbagai negara, terutama
wilayah Arab. Di Libanon, Suriah dan Bahrain, Syiah telah menancapkan
ideologinya. Mereka berusaha menguasai Negara-negara terusan Suez dengan maksud
agar mempermudah suplai senjata kepada pejuang-pejuang mereka. Mereka telah
masuk ke Eritrea yang miskin, dan sedang menuju ke gerbang laut merah yang
mengontrol terusan Suez. Dari sini Iran dapat mengancam Yaman dan Arab Saudi
dan meneruskan persenjataannya ke Sudan dan Mesir Setidaknya itulah yang
dikatakan oleh mantan panglima perang dan Ahli Strategi Mesir, Hussam Sweilem.
Masih menurut Hussam Sweilem, bahkan Syiah Iran memiliki departemen tersendiri
di kementrian dalam negeri yang menangani program ekspor ideology syiah ke luar
negeri. (erm).
Namun
keberanian Syiah menentang hegemoni AS telah menawan sebagian kaum Sunni yang
awam. Sungguh seandainya Syiah menjadi mayoritas di negeri ini, maka niscaya
nasib kita akan serupa dengan nasib saudara-saudara kita di Iran.
0 komentar:
Posting Komentar