Cuplikan
drama tumbangnya sang gedung kembar WTC pada 11 September 2001 yang masih diliputi
segudang tanda tanya.
Cuplikan
drama tumbangnya sang gedung kembar WTC pada 11 September 2001 yang masih
diliputi segudang tanda tanya. (Foto Newyorkpos)
WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Seperti diberitakan oleh Washington Times,
disebutkan: "Masih ada tanda tanya teknis mengenai serangan 11 September
yang masih bergelayut di benak sejumlah orang, dan hal itu merembet ke ranah
politik."
"Bagaimana
mungkin baja seberat 200.000 ton tercerai berai dan roboh dalam waktu hanya 11
detik? Ribuan orang arsitek dan insinyur mempertanyakan hal tersebut, mereka
menyerukan kepada Kongres untuk memerintahkan investigasi baru terhadap
peristiwa runtuhnya menara kembar dan Building 7 (7 World Trade Center)."
"Masalah
yang menyelimuti versi resmi pemerintah tidak pernah berakhir. Menurut sejumlah
ahli pikir ternama dunia, hal tersebut tidak mungkin terjadi."
"Untuk
meruntuhkan bangunan semacam itu dalam waktu singkat, maka harus ada ledakan
buatan di gedung tersebut. Dan ledakannya harus mengarah ke luar," kata
Richard Gage, seorang arsitek asal San Francisco yang merupakan pendiri
organisasi nirlaba Architecs & Engineers for 9/11 Truth.
Gage,
yang merupakan anggota Institut Arsitek Amerika, mampu membujuk lebih dari
1.000 orang koleganya untuk menandatangani sebuah petisi baru dan meminta agar
dilakukan penyelidikan resmi.
"Laporan
Federal Emergency Management dan National Institute of Standards and Technology
(NIST) mengenai penghancuran gedung-gedung tersebut terbukti tidak cukup,
berisi pertentangan, dan kepalsuan. Oleh karena itu, kami menyerukan
dilakukannya investigasi terhadap para pejabat NIST," tambah Gage.
Gage
menambahkan bahwa permasalahan teknis seputar runtuhnya menara kembar tersebut
memicu lahirnya perdebatan, bantahan dan cemoohan selama bertahun-tahun.
Tim
King dari situs Salem News menyebutkan: "Pemerintah AS memang ingin
masyarakat percaya bahwa gedung-gedung tersebut ambruk karena lalapan api. Akan
tetapi, dalam sejarah belum pernah ada api yang mampu meruntuhkan gedung
pencakar langit. Jilatan api memang membakar hingga kerangka bangunan, tapi api
tidak bisa meruntuhkan gedung."
"Anggap
saja hal itu mungkin terjadi, maka menara kembar WTC menjadi bangunan yang
paling tidak mungkin runtuh. Kerangka baja menara kembar tersebut tidak akan
sampai ambruk, bahkan jika gedungnya sendiri runtuh."
"Ketika
kami mulai menulis mengenai hal ini. Matt Lintz, desainer web kami, mengetahui
adanya upaya-upaya Angkatan Udara AS untuk meretas situs Salem News."
Salem
News menyebutkan bahwa mungkin setengah penduduk AS masih belum menyadari bahwa
ada gedung ketiga yang juga turut runtuh pada tanggal 11 September 2001. Dan
gedung tersebut tidak dihantam pesawat. Namun, dalam gedung tersebut terdapat
banyak catatan yang berharga bagi industri keuangan.
"Kata-kata
Gage bergema di seluruh penjuru negara, di seluruh universitas dan perusahaan
konstruksi. Konstruksi bangunan menara tersebut memang dirancang khusus untuk
dapat menahan dampat tabrakan peswat jet. Untuk diketahui, bahan bakar jet
mirip dengan diesel dan tidak memiliki efek bakar yang sangat tinggi. Di
saluran radio, para pemadam kebakaran setempat membahas mengenai betapa
mudahnya memadamkan bara api tabrakan pesawat, bahkan hanya membutuhkan
beberapa orang pemadam saja."
Jeff
Gates, seorang penulis di Salem News, mengatakan bahwa satu-satunya negara yang
akan diuntungkan dari peperangan (pasca persitiwa 9/11) adalah Israel.
"Misalnya
saja, seorang ahli teori akan mampu meramalkan bahwa setelah peristiwa seperti
9/11, AS akan menerjunkan pasukan militernya untuk melakukan balasan atas
serangan tersebut. Dengan data intelijen palsu yang sengaja ditetapkan untuk
mencapai tujuan yang sudah dirancang sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa
pasukan tersebut diarahkan untuk menginvasi Irak, bukan untuk membalas
peristiwa 9/11, tapi untuk menggapai tujuan perluasan wilayah Israel."
Memperkuat
pemikiran tersebut, Mike O Cathail dari Salem News menuliskan, "Satu hari
setelah 9/11, Benjamin Netanyahu tidak sengaja mengatakan bahwa kematian 3.000
warga negara Amerika adalah sebuah hal yang amat baik bagi Israel. Pembunuhan
massal tersebut amat bagus bagi sektor-sektor perekonomian Israel yang tengah
tumbuh."
Richard
Gage khususnya merasa ada yang janggal dengan Building 7, sebuah gedung
pencakar langit 47 lantai, yang tidak tertabrak pesawat, "namun gedung
tersebut ambruk dengan kecepatan tinggi". Dia juga mengatakan bahwa ada
lebih dari 100 pelapor pertama menyebutkan mengenai terdengarnya ledakan dan
kilatan pada saat gedung-gedung tersebut runtuh. "Sebagian menyatakan
adanya bagian-bagian gedung yang terbuat dari baja terlempar secara horisontal
sejauh 600 kaki (182 meter) dengan kecepatan 60 meter per jam dan decking beton
dan metal seberat 90.000 ton yang runtuh seketika."
Salem
News menambahkan: "Sebagian besar pakar setuju bahwa gedung-gedung
tersebut hanya bisa runtuh sedemikian rupa jika diledakkan dari dalam. Para
pakar yang pernah mengerjakan peledakan seperti itu di Las Vegas, setidaknya
sebelum dilanda krisis ekonomi nasional, meletakkan bahan peledak utama di
lorong-lorong lift dan juga di berbagai titik stragtegis dalam struktur
gedung."
"Jika
Anda menyaksikan gerak lambat runtuhnya menara WTC, maka dapat dilihat dengan
mudah bahwa memang ada serangkaian ledakan yang direncanakan."
"Ada
pula bukti materi peledak nano canggih dalam debu World Trade Center,"
kata Gage. Ia menambahkan bahwa petisi yang diajukan kelompok tersebut sudah
disampaikan kepada para anggota Kongres.
"Namun,
tentu saja Rudy Giuliani, walikota New York kala itu, sudah menyingkirkan
barang bukti dengan segera," tambah Salem News.
"Ada
daftar panjang penyelidik federal yang mengatakan bahwa mereka tidak
diperbolehkan melakukan pekerjaan mereka atau menyelesaikan investigasi."
0 komentar:
Posting Komentar